Sabtu, 03 November 2012

Change from Economy Class to Bisnis Class



Fotonya jadi gak karuan rek, karena gak bisa ngedit fotonya. malah remuk jadinya

Rabu, 13.20 pesawat  GA 175 Pekanbaru – Cengkareng Boarding dari Angkasa Pura II Bandara Sultan Syarif Kasim International. Sebelum itu, saya dan Hisam (teman saya) sudah berada di ruang tunggu. Ternyata perut kami sama, bersiul bin lapar. Dengan inisiatif super tinggi Hisam Setiawan atau yang lebih sering disapa Goben ini menuju tempat penjualan kue yang  ada di ruang tunggu. Nama tokonya “Transit”. 

Wua…. Goben membeli dua buah kue. Saya bergumam

“wah, yang satunya pasti bagian saya”gumam saya tanpa ragu

Dan, ternyata benar. Goben langusung menyodorkan plastik putih berisi kue kapada saya

“ini pak, lapar betul aku”

“iya e, sama” kata saya mengiyakan.

Setelah makan, sepertinya ada yang kurang. Eh, benar. Air minumnya belum di beli. Pengen tahu kenapa Goben tidak membeli air minum? Tebakan kalian pasti salah jika Goben lupa. Ternyata dia sedang dilanda krisis dompet alias krismon. Haha…..(sama saja dengan saya). Dan Goben meminta saya untuk berpartisipasi membeli air putih. Saya mengangguk, karena kalau tidak minum saya juga sama, yaitu akan dicekik oleh roti lezat ini (roti coklat cair dan kejunya sangat terasa). 

Wuah….seger. Alhamdulillah….laksana air yang datang kala kemarau datang, bak turun hujannya musim penghujan kala Riau terjadi ‘musim’ asap. Ini lelucon memang, atas sebutan musim, karena ini memang disematkan oleh para lidah penggiat lingkungan dimana pemerintah seolah menutup mata kala banyaknya asap. Mudah-mudahan saat saya menjadi Gubernur Riau kelak tidak akan terjadi lagi peristiwa aneh ini ( ini mimpi saya jadi Gubernur, siapa yang ngelarang saya bermimpi saya bacok. Wahahaha….)

1…2…3….itung-itung….lama menunggu, tersentak saya melihat dua orang petugas bandara yang sedari tadi ternayata penggemar suara tiiii…ttiii…..t. Alarm pertanda ada benda logam atau besi yang melewati sensor pintu masuk diruang tunggu bandara. Memang aneh ini. Dan saya ceriatakan kepada Goben atas peristiwa ini.

“lihat pak, Negara memberi upah mereka hanya untuk mendegar suara tiii….t itu. Padahal seharusnya mereka tidak ada disana, tidak efektif menurutku. Karena kan semuanya bisa dilakukan oleh mesin. Ingat nggak ketika dibandara Malaysia dan Bangkok. Ikat pinggang saja harus dilepas, laptop bahkan harus dikeluarkan dari tas kita. Untuk sama-sama di cek lewat ‘jin’ ajaib (mesin scan tas dibandara). Kalikan saja ini berapa benadara di Indonesia, dan berapa shift mereka. Sudah berapa Dollar itu”. Oh tuhan (keluhku),  Sampai kapan Negara ku tercinta ini akan seperti ini.

Pesawat……….bla…bla…bla…. Wah…..Boarding rek pesawatku. Dan penumpang diminta untuk menunjukkan boarding pas dan tanda identitas diri. Pas dekat di petugas.

“Pak Shodik, Pak Hisam Setiawan” ujar petugas

“Saya pak, ada apa pak” jawab saya heran

“Anda ditukar tempat duuduknya ke bangku kelas Bisnis” Kkata petugas

“Lha kenapa pak, kok bisa begitu. Apakah ini surprise (inggrise benar ra? coba di cek sama mbah Google translete)” kata saya seraya tertawa kecil

“Ya…ini bonus” petugas yang berseragam celana dongker tua dan berbaju biru laut itu
 Goben kemudian mendiskusikan perihal itu kesaya. Mengenai perpindahan dari bangku kelas ekonomi ke kelas bisnis. Karena bisa terjadi kasus Alm. Munir kedua ini. 

“Sampean mandi kembang pak” katanya melirik saya dan tertawa

“Haha…..” tawa saya ngakak

“Ini kejutatan bagiku pak, karena baru naik jenis pesawat ini”. Dasar katro. hahaha...

Sedang Narsis bersama sendok, garpu dan layar sentuh. awas kesentuh tombol nongol yang lain pak. hehe

Itu sepenggal kisah saya. Nantikan cerita selanjutnya masih dalam rute perjalanan ini. Seru, bakal terpingkal-pingkal pastinya. Saat ini saya sedang di Taman Nasional Danau Sentarum Kalimantan Barat. Hayo….tunggu cerita saya. Saya mau ngedit Film dulu. Bye…..eh, jangan lupa sempatkan membuka blog saya lho. Biar gak ketinggalan gitu….haha… cemugud’s…..hahhahaha….